Rabu, 26 Oktober 2011

Adasca Prologue II Story I

PROLOGUE : Trio Swordsman from Capital

Story I : Konan Enduer
Kota Amberspream, terletak nun jauh dari ibukota ke arah matahari terbenam. Di sebuah rumah yang penuh dengan pohon Ailanthus di pekarangannya, sebuah keluarga sedang menikmati piknik mereka. Taka da yang spesial dengan penampilan mereka, pakaian yang mereka kenakan tak lebih bagus dari masyarakat menengah di kota itu, begitu pula dengan sajian yang mereka lahap tak lebih enak dari pegawai sipil. Namun satu hal yang spesial dari mereka yaitu mereka menyandang marga ‘Enduer’.
‘Enduer’ adalah salah satu dari 8 klan yang paling disegani di seluruh tanah Adasca. Mereka menyebut klan ini’ Ocktache’.
Klan Enduer dikenal memiliki kewibawaan yang tinggi, kemampuan pemimpin kelas naga, juga karena sifat mulia. Mereka disegani karena memiliki daya tempur tinggi di kalangan bangsawan kesatria. Salah satu dari mereka yaitu Robinson Enduer, ditunjuk oleh raja menjadi menteri pertahanan.
Ada keturunan mereka yang paling muda yaitu Konan Enduer. Seakan memiliki semuanya di dunia ini, ia tampan, terkenal, pintar, tangguh, dan bijaksana. Ia menjadi kebanggan tersendiri bagi keluarganya. Suatu hari, Di atas balkoni ia duduk dengan pedang dan perisai tergeletak di sampingnya. bocah ini merenungkan semua kekurangannya lebih dari semua kelebihannya. Marissa Enduer yang tak lain adalah orang yang melahirkannya bertanya kepadanya.
“apa yang mengganggumu nak? Aku tak pernah melihat dahimu mengkerut seperti itu sebelumnya”
“entahlah ibunda. Ada sesuatu yang tidak benar.. tidak enak.. tidak membuatku nyaman”
“ada barang yang kau inginkan? Baju? Pernak-pernik?”
“tidak”
“kau sedang jatuh cinta?”
“bukan” wajah Konan memerah.
“apakah kau butuh sesuatu?”
“entahlah? Sepertinya begitu”
“berapa umurmu sekarang?”
“12 tahun” ia menjawab dengan wajah bingung.
“sepertinya...”
“’sepertinya’ apa?”
“sebaiknya kau berkonsultasi dengan ayahanda”
“memangnya ada apa dengan ayahanda?”
Ibu Konan tersenyum ketika ia hendak memberitahu sesuatu ke Konan.
“percaya atau tidak... ayahanda juga seperti dirimu. Ketika ia muda, ketika ia begitu sempurna, pikirannya kacau dengan ‘sesuatu yang kurang’”
“tak mungkin”
“kau tahu apa yang kau butuhkan?”
“apakah itu?”
“GA-I-RAH”
“gairah?”
“ya.. yang dibutuhkan untuk menjadi laki-laki. Semua yang kau butuhkan tersedia di sini, semua yang kau inginkan ada di sini... karena itulah tak ada ketegangan yang pernah hinggap di pundakmu”
“bagaimana ayahanda mendapatkannya?”
“ia berkelana kearah matahari terbit... ia bertemu saudara, kejayaan, dan juga masalah”
Segera Konan menemui ayahnya. Selama 2 hari 2 malam, ayahnya menceritakan tentang petualangannya yang menakjubkan.
Setelahnya, Konan merasa sesuatu merasukinya. Dadanya terasa sakit, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat, dan sedikit lebih keras dari pada biasanya. Namun bukannya wajah kesakitan yang terlukis di wajahnya, ia tersenyum kegirangan membayangkan jika ia adalah pemeran utama dari cerita ayahnya tersebut. Tak salah lagi, Konan telah sedikit belajar tentang ‘gairah’.
Akhirnya ia memutuskan untuk berkelana. Ia meninggalkan semua yang ia punya di kampung halamannya untuk menemukan sesuatu yang akan ia temui nanti.

0 komentar:

Posting Komentar